Antusiasme penikmat kopi sering
kali terjerumus dalam kesimpangsiuran informasi. Ada yang membaca informasi sepotong-sepotong
di media sosial, mengutip media atau sosok yang dianggap panutan dan berkompeten—yang belum tentu benar juga,
kemudian langsung ditelan mentah-mentah sebagai sebuah fakta yang tak boleh
sedikitpun dibantah. Adu argumentasi tak terelakkan, saling menuding siapa yang
salah dan mengklaim menjadi yang paling benar acap kali terjadi di antara para pegiat
kopi. Seolah lupa ada banyak perspektif yang perlu dikaji.
Mungkin akrab dengan istilah 'pendekar kopi'?
Terkadang rasa ingin
tahu tidak beriringan dengan sikap kritis dan kemampuan berdiskusi yang sehat.
Shawn Steiman hadir membongkar
mitos dan rumor yang beredar. Melalui pembacaannya pada berbagai jurnal
penelitian dan literatur, buku dengan judul asli The Little Coffee-Know-It-All : A Miscellany for Growing, Roasting, and
Brewing, Uncompromosing and Unapologetic seperti sebuah terang di tengah
kegelapan. Sebab, buku-buku kopi berbahasa Indonesia dengan data yang lengkap terbilang langka di pasaran.
Buku yang terbit pertama kali di
Amerika Serikat tahun 2015 ini mengupas produk minuman berkafein secara rinci. Terdapat
empat bab dengan topik besar seperti 1) Seluk Beluk Biji, 2) Menyangrai, 3)
Menyeduh, dan 4) Di Seputar Cangkir Dimulai. Pada bab pembuka, pembahasan
dicacah lewat sub-bab dengan topik-topik yang kerap diperbincangkan seperti
pengaruh ketinggian tanam, tanaman penaung, kopi lanang, dan kopi Luak.
Bab selanjutnya terkait
penyangraian kopi. Menurut konsultan kopi internasional ini, belum ada istilah
yang pas untuk menyebut tingkat-tingkat perendangan kopi. Apa yang disebut
penyangrai sebagai calak atau light
roast, belum tentu sesuai dengan ekspektasi calak di perspektif pembeli. Di
halaman 95-96, Steiman menerangkan bahwa:
“Setiap peminum kopi mungkin punya standar yang berbeda soal tingkat ketidaksegaran kopi. Standar ini biasanya dibentuk oleh pengalaman masa lalu, tingkat ketajaman indriawi, dan berbagai hal lain yang memengaruhi kepekaan seseorang terkait kopi segar. Jadi, bagi seorang pengulik kopi yang sudah mencicip ke sana kemari, ia barangkali bisa menghidu bahwa kopi sudah mengabar setelah satu atau dua minggu pascaperendangan, sementara bagi konsumen umum, bisa saja kopi mengabar antara dua sampai sepuluh bulan sebelum mereka sadar (atau peduli) ada perubahan rasa yang disebabkan oleh penurunan tingkat kesegaran kopi.”
Buku terjemahan dalam Bahasa Indonesia terbit pertama kali di Januari 2019 ini membeberkan fakta-fakta dari
literatur yang sulit untuk dipahami menjadi sebuah tulisan yang mudah dicerna
publik yang awam terhadap bahasa-bahasa penelitian. Apa yang menjadi
perbincangan di masyarakat kemudian ditelaah lewat hasil uji coba saintifik dan penelitian ilmiah,
diformulasikan dengan narasi-narasi mencerahkan, dan mengajak pembaca menjadi
lebih bijaksana dalam menjustifikasi informasi kopi. Seperti topik kesegaran kopi
yang sampai hari ini masih terus menjadi perdebatan, Steiman yang menjabat
sebagai pemilik mitra dan Kepala Bidang Sains Daylight Mind Coffee Company
menjelaskan dengan amat baik bahwa:
“Rasa sebaiknya dinilai berdasarkan selera; sebab, tiap orang tidak hanya punya persepsi yang berbeda tentang apa yang enak tetapi juga karena ilmu kimia rasa kopi belumlah berkembang. Kita bahkan tidak tahu apa yang harus dikuantifikasikan.” (Hal. 156)
Buku ini ditulis dengan bahasa
yang ringan dan mudah dimengerti. Menggunakan perumpamaan-perumpamaan sederhana
supaya pembaca dapat menguasai konsep-konsep yang sulit. Meskipun, ada beberapa
kalimat yang cukup panjang dan perlu dibaca ulang. Ilustrasi-ilustrasi
pendukung tulisan ditampilkan untuk menghindarkan pembaca dari kebosanan.
Ilustrasi dilengkapi deskripsi, nukilan atau fakta-fakta unik terkait topik
yang dibahas.
Membaca buku yang diterbitkan di
Indonesia oleh Kriya Rasa Indonesia ini menambah khazanah diksi Bahasa
Indonesia. Ada beberapa diksi yang mungkin jarang kita temui di keseharian
seperti mengabar, calak, aswad,
bertungkus lumus, organoleptik, makbul, apkiran, dan masih banyak lagi. Deskripsi
diksi tersebut bisa diperiksa langsung di kamus daring/luring Bahasa Indonesia.
Buku ini berhasil memantik rasa
ingin tahu tentang kopi semakin jauh. Penjelasan yang mengambang seperti
memberi ruang untuk pembaca mengulik lebih dalam serba-serbi minuman berkafein
ini. Tersedia sumber literatur di bagian belakang buku untuk selanjutnya
ditelusuri. Sebuah buku yang wajib dibaca oleh siapapun yang ingin menggeluti
dunia kopi.
Judul: The Little Coffee Know-It-All: Serba-serbi Kopi yang Harus Kamu Tahu
Penulis: Shawn Steiman
Tebal: xii + 254 halaman
Harga: Rp140.000
Buku dapat dipesan melalui gerai daring Philocoffee di Tokopedia (klik untuk direct link).
Selamat membaca!
"Setiap peminum kopi mungkin punya standar yang berbeda soal tingkat ketidaksegaran kopi" SETUJU :D
ReplyDelete