Bandung Brewers Cup 4 yang diselenggarakan Manual Brew Community |
Perhelatan kompetisi seduh kopi Bandung Brewers Cup (BBrC) kembali
dilaksanakan di penghujung 2018. Kompetisi yang memasuki tahun keempat ini
berlangsung 21-23 Desember 2018 di simpul kreatif kota Bandung, tepatnya di
Bandung Creative Hub. BBrC 4 diselenggarakan oleh komunitas kopi Bandung,
Manual Brew Community (MBC), mengusung tema #PourItToTheLimit. Melalui tema
#PourItToTheLimit, MBC mengajak para pegiat dan peminat kopi untuk terus
menggali kemampuan, wawasan, dan semangat untuk kualitas kopi Indonesia yang
lebih baik.
Tingginya antusiasme para penyeduh tampak dari betapa
cepatnya slot registrasi terisi. Dalam waktu tiga menit saja, slot 40 peserta
terpenuhi. Bagi yang belum beruntung, masih harus bersabar di tahun berikutnya.
Terdiri dari 38 peserta laki-laki dan 2 orang peserta perempuan, yaitu Nadita
Afifa Osman dan Luthfi Wandani. Para peserta tidak hanya berasal dari Bandung
saja, dari berbagai daerah lain juga bersemangat untuk mengikuti pertandingan
ini seperti dari Garut, Cianjur, Karawang, Serang, Cilegon, Jakarta, hingga
Jambi.
Babak compulsory service |
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, BBrC 4 mengadopsi
skema kompetisi internasional di mana para peserta bertanding langsung dalam
dua babak, yaitu compulsory service dan
open service. Dalam babak compulsory service, panitia menentukan
biji kopi yang akan diseduh; peserta dapat memilih alat dan metode seduh yang
akan digunakan; dinilai secara blind
taste oleh 1 tim juri yang terdiri dari 3 orang juri sensory; peserta mendapatkan waktu total 15 menit, yaitu 7 menit
preparasi dan 8 menit waktu seduh; serta untuk hasil seduh tiga cangkir dengan minimal 120 ml per cangkir. Dalam babak
open service, peserta menyeduh dengan
alat, metode seduh, dan biji kopi single
origin Indonesia pilihan peserta sekaligus mempresentasikannya; dinilai
oleh 1 tim juri yang terdiri dari 3 orang juri sensory dan 1 head judge; peserta
mendapatkan waktu total 15 menit, yaitu 5 menit preparasi dan 10 menit waktu
seduh serta presentasi; hasil seduh adalah 3 cangkir dengan total 150-375 ml.
Babak open service |
1. Iqbal M. Tawakal (Daily Routine Coffee, Bandung)
2. Rizki Kurniawan (independen, Serang)
3. Sachyani (Wisang
Kopi, Jakarta)
4. Wido Prasetio (Jingga Coffee Roastery, Jakarta)
5. Dayu Agung Mardianto (Dine & Chat, Jambi)
6. Naufal Akrom (Essentieel Brewing Point, Bandung)
7. Hairul Ilmi (Ruang Kopi Bahagia, Jakarta)
8. Michael (Nitro Coffee, Jakarta)
9. Jeffta Budiarto Handoko (independen, Bandung)
10. Rizki Dwi Joyo Sugito (independen, Bandung)
11. Arya Kinantha (The Dharmawangsa Hotel, Jakarta)
12. John Richard Christopher (Zero Hour Coffee, Bandung)
Kedua belas peserta yang lolos dipertandingkan kembali untuk
mendapatkan 6 peserta dengan skor tertinggi. Terpilih 6 besar peserta, yaitu:
2. Arya Kinantha (The Dharmawangsa Hotel, Jakarta)
3. Sachyani (Wisang Kopi, Jakarta)
4. Naufal Akrom (Essentieel Brewing Point, Bandung)
5. Dayu Agung Mardianto (Dine & Chat, Jambi)
6. John Richard Christopher (Zero Hour Coffee, Bandung)
Juara BBrC 1-3 menentukan pemenang adu seduh juara Royal Battle x Kopi Kelahi |
Setelah keenam peserta menunjukkan kebolehannya dalam
menyeduh kopi, para penonton dihibur oleh pertandingan antara pemenang kontes
seduh Battle Royale (Bandung), Isal, dan pemenang kontes seduh Kopi Kelahi (Jakarta),
Gepeng. Waktu menunggu penilaian juri menjadi tidak terasa karena keduanya
sukses meledakkan tawa di tengah proses seduh mereka. Kompetisi bergengsi ini
berhasil dimenangkan Gepeng dengan paripurna mengalahkan Isal sang tuan rumah.
Arya Kinantha dan ketua panitia BBRC 4 Firman Gustiana |
Tiba waktunya pengumuman pemenang BBrC 4. Menempati juara
ketiga ada Arya Kinantha dengan total skor 70,62. Barista dari The Dharmawangsa
Hotel ini menyeduh kopi dengan varietas/kultivar Lini S795 dan Kartika yang
tumbuh di Gunung Argopuro, Situbondo, Jawa Timur dengan ketinggian 1.200-1.400
mdpl serta proses pasca panen natural
process. Menggunakan alat seduh V60, 16 gram kopi, suhu air 88 derajat
Celcius, hasil akhir kopi 220 gram, dan waktu seduh 2 menit 30 detik.
Menghasilkan kopi dengan aroma brown
sugar dan hint of tropical fruit; cita
rasa seperti brown sugar, sweet orange, hint of pineapple dan chocolate; serta memiliki tingkat keasaman malic acid.
Dayu Agung Mardianto dengan Eri Wibowo dari Manual Brew Community |
Juara kedua berhasil diraih oleh Dayu Agung Mardianto dengan
total skor 73,85. Jauh-jauh dari Jambi, Dayu menyeduh kopi mix varietas yang ditanam di Desa Laksana, Kamojang, Bandung, dan diproses pasca panen dengan natural process.
Barista Dine & Chat ini berusaha meracik kopinya agar menghasilkan rasa
yang clean, complex, dan balance. Dayu meramu 18 gram kopi
terbaiknya menggunakan V60, dengan suhu 94 derajat Celcius, dan hasil akhir 300
gram. Menghasilkan kopi dengan aroma red
grapes dan hint of red berries; dengan
cita rasa seperti red grapes, hint of red
berries, dan caramel; tingkat
keasaman medium to citric acid dan hint of malic acid.
John Richard Christopher dengan head judge Adi W. Taroepratjeka |
John Richard Christopher berhasil menjadi juara BBrC 4
mengalahkan puluhan peserta lainnya dengan total skor 76,72. Sekitar tiga bulan
mempersiapkan biji kopi Pitaloka dari Koperasi Klasik Beans dengan
varietas/kultivar Typica dan Abyssinia yang ditanam di Datar Terong,
Ciwidey dengan ketinggian 1.400-1.600 mdpl. Berpengalaman menjadi barista di Qatar membuat
John percaya diri untuk presentasi menggunakan Bahasa Inggris. Biji kopi yang
disangrai jauh-jauh di Bali oleh Vito Adi (Sensa Koffie) ini diseduh menggunakan
V60, dengan takaran 17 gram kopi, air 93 derajat Celcius, waktu seduh 2 menit
10 detik, dan hasil akhir 200 gram. Menghasilkan kopi dengan aroma chocolate, hint of spice like cinnamon, dan
slightly orange; memiliki cita rasa seperti
red apple, hint of bergamot, dan black tea. Barista Zero Hour Coffee ini
juga meracik air untuk memaksimalkan seduhan kopinya dengan berbagai mineral
seperti calcium untuk meningkatkan
rasa manis alami kopi, magnesium untuk mendapatkan bright acidity, dan sodium untuk
menekan rasa pahit serta meningkatkan cita rasa kopi.
Booth kedai kopi Bijikopling |
Sesi diskusi "Konservasi Alam melalui Kopi" dengan Koperasi Klasik Beans |
Selain kompetisi, dalam perhelatan BBrC 4 ini pengunjung
dapat menjelajahi booth yang berisi
kopi baik green beans, roasted beans, hingga
aneka produk olahan kopi yang sudah siap diminum; alat-alat penunjang pembuatan
kopi; dan berbagai booth makanan. Sesi
diskusi disiapkan untuk menambah wawasan dengan tema-tema yang menarik seperti “Konservasi
Alam melalui Kopi” dengan Koperasi Klasik Beans dan “Empowering Women” dengan
pembicara Imas Suryati (Klasik Beans), Mira Yudhawati (Bon Café), dan Yuke Tri
Hapsari (Cultivar Coffee).
Photo Exhibition |
Penikmat kopi yang aktif memotret menggunakan kamera analog
mendapat ruang di BBrC 4 kali ini. Karya-karya visual bertemakan kopi
dipamerkan lewat Photo Exhibition
yang dikurasi ketat oleh panitia. Sayangnya, gambar-gambar hanya dipajang
begitu saja tanpa mencantumkan pembuat karya sehingga penikmatnya tidak
mengetahui siapa yang menghasilkan gambar-gambar tesebut.
Bandung Coffee Scene Map |
Terselenggaranya BBrC 4 merupakan bukti dari kekompakkan
kedai-kedai dan pegiat kopi di Bandung dan sekitarnya. Kedai-kedai kopi yang
telah berkontribusi kemudian dibuatkan Bandung Coffee Scene Map atau peta skena
kopi Bandung. Peta ini berisi lebih dari 100 kedai kopi di Bandung sekitarnya.
Peta berwarna kuning kecokelatan ini tersedia gratis bagi para pengunjung yang
mau menjelajahi tempat minum kopi di tanah Pasundan.
Secara keseluruhan, rangkaian acara Bandung Brewers Cup 4
telah berhasil merangkul para pegiat kopi dalam mengoptimalisasi kopi dari
negeri sendiri. Memberikan ruang bagi kopi lokal bertarung dalam kompetisi
berskema internasional. Menjadi ajang bagi para penyeduh kopi baik profesional
maupun rumahan untuk mempersiapkan diri ke pertandingan skala nasional dan
menjadi barometer kompetisi seduh manual di Indonesia.
Selamat kepada John Richard Christopher Zero Hour Coffee, semoga bisa terus mempertahankan citarasa seduhannya
ReplyDelete