Kebun Kopi: Coffee & Kitchen berlokasi di Tambun, Bekasi |
Banyak orang memandang sebelah
mata. Siapa sangka pemuda berusia 23 tahun ini sudah jungkir balik di usaha kuliner?
Sejak di bangku kuliah, Adi Pitono membangun usaha kuliner bersama di halaman
rumah sang kekasih yang rindang akan pepohonan dan tanaman hias. Hasilnya di
luar dugaan, dalam waktu singkat usahanya jadi salah satu tempat nongkrong hits
di Bekasi medio 2015 silam. Seketika, keduanya meraup untung besar mencapai empat puluh juta rupiah sekaligus balik modal
dalam hitungan tiga bulan saja.
Food Garden menjadi awal mula usaha
Adi Pitono dan Lia Fitria. Halaman rumah Lia yang cukup luas dimodifikasi
menjadi tempat nongkrong anak muda. Bersama para sahabat, Adi dan Lia bekerja
sama membuka usaha kuliner dengan beragam menu. Satu lokasi diisi dengan tiga
vendor makanan dan minuman. Ada vendor minuman, makanan berat dan makanan
ringan berupa burger warna-warni yang menjadi andalan dua sejoli ini.
Adi Pitono |
Sayangnya, kongsi usaha ini hanya
seumur jagung. Konflik dan berbagai permasalahan menggerogoti usaha yang baru
berjalan sekitar tiga bulan. Belum menyerah dengan kegagalan yang baru saja
dihadapi, Adi mencoba peruntungannya lagi di bidang kuliner. Melalui Mierip, ia
membuka lapak usaha kuliner dengan menu mi instan yang persis seperti gambar di
kemasannya. Usaha ini berjalan lebih lama dari Food Garden tapi akhirnya harus
kandas juga di tengah jalan.
Di tengah keputusasaannya itu,
Piton—panggilan akrabnya—bertemu dengan kopi. Minuman berkafein menjadi satu
hal yang membuatnya demikian jatuh hati. Pertemuan tak sengaja dengan seniman mural yang
ternyata pegiat kopi di Nyoba Ngopi kemudian membawanya mempelajari lebih dalam
minuman yang pertama kali ditemukan di Afrika. Dari titik ini, Piton mulai
menelusuri seluk beluk kopi, membaca literatur, menyaksikan video-video, mengikuti
kursus-kursus, dan belajar pada banyak orang yang terlebih dahulu terjun di
dunia kopi.
Secangkir kopi di Kebun Kopi: Coffee & Kitchen |
Dengan keuntungan yang didapat dari
Food Garden dan Mierip, ia kembali mencoba peruntungan di bidang kuliner yang lebih
spesifik, yaitu minuman populer bernama kopi. Rencana awal, Kebun Kopi akan dibuka di tempat usaha
yang lama, yaitu halaman rumah Lia yang bernuansa kebun nan asri. Lokasi tersebut
menginspirasi nama gerainya menjadi Kebun Kopi. Piton mencoba lebih profesional
dengan berniat membayar sewa di rumah Lia. Akan tetapi, orang tua Lia menolak
itikad baik tersebut. Kadung jatuh cinta dengan nama Kebun Kopi, Piton dan Lia tetap
menggunakan nama tersebut namun menggunakan alternatif lokasi yang berbeda.
Kebun Kopi akhirnya dibuka pertengahan
Juni 2016 di daerah yang cukup strategis meski tidak terpenuhi nuansa kebun
yang diinginkan. Bertempat di pinggir jalur pantura yang selalu ramai kala mudik tiba—termasuk di
Jalan Raya Pos buatan Daendels—tepatnya di Jalan Raya Teuku Umar No. 2, Cibitung yang tidak jauh dari RSUD Kab. Bekasi. Kebun Kopi hadir dengan interior yang minimalis di bagian dalam dan dihiasi
payung-payung berdaun lebar untuk smoking
area di bagian teras depan. Mengandalkan racikan kopi yang diseduh dengan
metode manual brew namun tetap
menyediakan mesin espresso untuk minuman espresso
based. Tersaji juga berbagai makanan ringan seperti kentang, otak-otak,
sosis, dan pisang goreng.
Wilayah pinggiran Bekasi yang masih
awam dengan kopi seduh manual membuat minuman espresso based lebih diminati. Mesin kopi Breville Bes920 yang awalnya
digunakan diganti dengan mesin yang berkapasitas lebih besar, yaitu Nouva Simonneli tipe Appia 2 S untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan. Hanya saja, frekuensi pengunjung masih belum sesuai dengan
ekspektasi. Kebanyakan pengunjung datang kala senja sehingga diputuskan untuk
mengubah jam operasional yang tadinya pagi menjadi sore hingga malam
hari saja. Posisi kedai yang berada di tepi jalan membuat kedai ini terpapar
polusi udara dan suara yang mengganggu kenyamanan pengunjung. Oleh karena itu, Kebun
Kopi memindahkan area usahanya ke sebuah ruko di kawasan Grand Wisata Tambun pada
Oktober 2017.
Menyeduh kopi dengan metode seduh manual menggunakan V60 |
Kegigihan pemuda yang baru saja
melangsungkan pernikahan awal Desember lalu ini patut diacungi jempol. Alumnus
jurusan Kriminologi Universitas Indonesia ini berpedoman learning by doing dan tidak cepat puas membuatnya terus
bereksperimen dari menyeduh hingga menyangrai kopi. Trial and error menjadi kebiasaan sehari-hari yang mempertajam
pengetahuannya tentang kopi. Untuk menunjang usaha dan mendapatkan profile roasting sesuai keinginan, ia
membeli mesin sangrai Froco Fr1i berkapasitas satu kilogram di awal tahun ini.
Mesin sangrai Froco Fr1i kapasitas 1 kg |
Berbeda dengan usaha sebelumnya
yang ditekuni, yaitu burger dan mi instan, keduanya kerap membuatnya bosan dan
tidak berselera. Sementara, di dalam kopi selalu ada hal-hal baru yang menarik
untuk dipelajari. Menuntutnya belajar ilmu-ilmu lain seperti kimia, biologi,
fisika sampai ilmu sosial. Bertemu dengan orang-orang baru dari berbagai kelas
dan kalangan, mengembangkan kemampuan komunikasi dan potensi yang dimiliki
untuk kemajuan kedai kopinya.
Lokasi baru Kebun Kopi: Coffee & Kitchen |
Kini, Kebun Kopi menempati ladang
baru di Ruko Festive Garden, Jalan Festival Ave, Grand Wisata, Tambun, Bekasi. Tempat
yang lebih luas dan lebih nyaman untuk disinggahi. Menu minuman dan makanan
lebih bervariasi. Tersedia makanan berat untuk meredam amuk cacing-cacing di
perut.
Pastikan diri Anda untuk mengunjungi Kebun Kopi: Coffee & Kitchen jika sedang bertandang ke kawasan Bekasi. Dapatkan pelayanan yang ramah dengan ruangan berdesain interior minimalis yang nyaman untuk menikmati secangkir kopi lokal pilihan Anda.
"Perjalanan hidup bokap dalam merintis usaha mengajarkan untuk konsisten sama tujuan hidup. Caranya boleh berubah, artinya boleh berubah, tapi nggak boleh patah apalagi menyerah. Yang penting tujuannya tetap sama. Kalau gagal, anggap aja lagi diasah supaya jadi lebih tajam." - Adi Pitono, Kebun Kopi: Coffee & Kitchen
Info lebih lanjut, cek instagram @kebun_kopi
No comments:
Post a Comment