Jakarta Coffee Week 2016, Hype Pantai Indah Kapuk |
Pertengahan Oktober tahun ini marak dengan acara kopi skala
besar seperti:
- Trade Expo Indonesia 2016: Mari Menjelajah Kopi Indonesia di Jiexpo, Kemayoran, Jakarta pada tanggal 12-16 Oktober 2016. Penyelenggara: Kementerian Perdagangan RI, Barista Guild Indonesia (BGI), Sustainable Coffee Platform of Indonesia (SCOPI) , Gabungan Eksportir Kopi Indonesia - Indonesia Coffee Exporters Association (GAEKI-ICEA). Agenda: sesi cupping, seminar, lelang kopi, sesi manual brewing, business matching dan pembagian kopi gratis.
- Rembuk Kopi Nusantara di Hall SMESCO, Jakarta pada tanggal 13-15 Oktober 2016. Penyelenggara: Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan Usaha Kecil Menenengah (LLP-KUKM) Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Pariwisata, Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (BEKRAF), Coffee Lovers Indonesia (CLI), Koperasi Kopi Indonesia Sejahtera (KOPKIS), Asosiasi Kopi Spesial Indonesia (AKSI) – Specialty Coffee Association of Indonesia (SCAI), Gabungan Eksportir Kopi Indonesia, Uncle John Roasting, d’Excellent dan Indonesian Latte Art Artist (ILAA). Agenda: sesi cupping, talkshow dan seminar, kompetisi roasting dan brewing, demo roasting dan latte art, workshop latte art, pemilihan duta kopi.
- Jakarta Coffee Week di Hype, Pantai Indah Kapuk, Jakarta pada tanggal 14-15 Oktober 2016. Penyelenggara: ABCD School of Coffee. Agenda: kompetisi latte art dan manual brewing (V60), workshop chocolate art, ceramics dan leather craft.
Ketiga acaranya ini memamerkan keragaman kopi Indonesia berikut
dengan berbagai elemen terkait pengolahan kopi. Pelaku industri dari hulu ke
hilir hadir memeriahkan acara-acara ini meski setiap acara memiliki
segmentasinya masing-masing.
Mari Menjelajah Kopi Indonesia ditujukan bagi buyer lokal dan khususnya buyer mancanegara untuk memperkenalkan aneka
kopi-kopi nusantara yang berkualitas. Selain agenda yang telah disebutkan,
terdapat booth yang diisi oleh petani
/ koperasi petani, asosiasi kopi,
berbagai brand kopi baik greenbeans, roasted beans hingga kopi
bubuk dan beragam peralatan kopi. Harapan besar dari acara ini adalah
meningkatnya volume ekspor kopi Indonesia.
Berbeda dengan rangkaian acara Trade Expo Indonesia 2016, Rembuk
Kopi Nusantara lebih memfokuskan diri pada industri kopi lokal. Pelaku industri
yang berpartisipasi dominan dari bagian tengah ke hilir. Terlihat dari booth pameran yang berisi peralatan
sangrai dan seduh kopi, kopi dalam bentuk roasted
beans dan kopi bubuk, serta kompetisi untuk roaster dan barista. Acara ini
awalnya direncanakan pelaksanaannya pada pertengahan September, mungkin karena
satu dan lain hal diundur satu bulan kemudian.
Jakarta Coffee Week, acara yang digelar pertama kalinya ini,
terbilang sukses meraup massa dibanding dua acara lainnya. Perbedaan segmentasi
pengunjung membuat acara yang berlangsung selama dua hari ini ramai dipadati
penikmat kopi. Meski ada booth yang
berisi mesin dan biji beras kopi, sebagian besar booth pameran terdiri dari coffeeshop
yang telah menyangrai secara mandiri. Coffeeshop
ini tidak hanya memproduksi kopi untuk kedainya tetapi membuat brand roasted beans dengan nama yang
sama.
Berkaca pada tingkat konsumsi kopi per kapita masyarakat
Indonesia yang diperkirakan pada tahun 2015 sebesar 1,09 kg per kapita, 2014 sebesar 1,03 kg per kapita dan 2013
sebesar 1 kg per kapita (Sumber: Tabel Konsumsi Kopi Indonesia oleh AEKI).
Angka ini terpaut jauh dengan negara penghasil kopi terbesar dunia lainnya
seperti Brazil dengan angka konsumsi 4,8 kg per kapita dan Kolombia dengan
angka 1,4 kg per kapita pada tahun 2013. Sementara itu, negara pengimpor kopi
memiliki angka konsumsi yang lebih tinggi. Berdasarkan data dari Euromonitor
tahun 2013, angka konsumsi negara pengimpor kopi mencapai angka konsumsi kopi
sebesar 9,6 kg per kapita untuk Finlandia, Norwegia dengan 7,2 kg per kapita,
Belanda dengan 6,7 kg per kapita dan Slovenia dengan 6,1 kg per kapita
(Caffeine Coffee Consumption by Country, Caffeineinformer.com).
“Sebagian besar produksi kopi Indonesia diekspor, rata-rata ekspor kopi Indonesia 67,7% dari total produksi tiap tahunnya. Besarnya ekspor ini mengingat konsumsi dalam negeri masih rendah, tidak sampai seperempat dari produksi kopi Indonesia.” – Analisa Komoditas Kopi dan Karet Indonesia: Evaluasi Kinerja Produksi, Ekspor dan Manfaat Keikutsertaan dalam Asosiasi Komoditas Internasional oleh Pusat Kebijakan Perdagangan Luar Negeri, Badan Pengkajian dan Kebijakan Perdagangan Kementerian Perdagangan, 2014)
Dengan gegap gempita berbagai acara kopi yang telah dan
masih akan terus terselenggara, diharapkan dapat meningkatkan konsumsi kopi
dalam negeri yang terbilang rendah. Sebagai salah satu negara penghasil kopi
terbesar di dunia, sudah semestinya masyarakat Indonesia menikmati hasil
produksi kopinya sendiri. Seperti halnya Brazil yang memprioritaskan komoditas
kopinya untuk konsumsi lokal dibandingkan untuk diperdagangkan ke kancah
internasional.
No comments:
Post a Comment